MANUSIA DAN HARAPAN
PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap yaitu
keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum
terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai
dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan agar harapan dapat
tercapai diperlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang
lain dan tentunya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh:
Darto seorang mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas psikologi, ia
belajar dengan rajin dengan harapan agar
sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.
Menurut
kodratnya dalam diri manusia terdapat dua dorongan, yaitu dorongan kodrat serta
dorongan kebutuhan hidup. Menurut Abraham Maslow kebutuhan hidup manusia dibagi
menjadi 5, yaitu;
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2. Harapan untuk memperoleh keamanan
3. Hak untuk mencintai dan dicintai
4. Harapan diterima lingkungan
5. Harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam
mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.
HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL
Artinya harapan adalah sesuatu yang wajar
berkembang dalam diri manusia dimanapun berada. Mengutip pandangan dan teori
A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality, menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah
satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak,
harapan, keinginan, serta emosi seseorang. Kebutuhan individu dapat dapat dijabarkan
lebih lanjut menjadi:
Kebutuhan Organik Individu :
1.
Kebutuhan individu bernilai positif.
2.
Kebutuhan individu bernilai negatif.
Kebutuhan
psikologi individu :
1.
Kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya
mengakui atau meyakini akan sesuatu hal yang benar. Kepercayaan adalah suatu
hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Menurut pandangan bidang logika kebenaran
memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda yaitu menyesuaikan kesamaan pemahaman
antara keputusan dengan objek yang diketahui benar-benar terbukti (kebenaran
logis). Kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis juga
disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada kesamaan pemahaman antara keputusan
dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu:
1
Orang yang mengutarakan putusan keliru.
2
Orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan
realita yang diketahuinya.
3
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh
karena itu keepercayaan terdiri atas:
Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu
kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakekatnya
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya
pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain.
Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
Kepercayaan pada pemerintah, Menurut buku
etika, Filsafat Tingkah karya Prof. I.R. poedjawiyatnya. Negara itu berasal
dari Tuhan. Setidaknya kedaulatan tertinggi ada pada Tuhan. Namaun pada
pandsangan demokratis mengatakan bahawa kedaulatan adalah milik rakyat. Dan
penjelmaan rakyat adalah negar melelui pemerintahan khusus.
Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa
manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah
satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang
merupakan kebenaran mutlak
MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan itu bersifat manusiawi dan berhak
dimiliki semua orang. Manusia tidak bisa terlepas dari harapan. Harapan adalah
bagian hidup dari manusia. Manusia yang tidak memiliki harapan sama saja
seperti orang yang mati. Harapan adalah awal menuju tujuan hidup manusia yang
bermacam-macam.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak
hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan”
manusia untuk hidup berikutnya ditempat tersebut juga akan mendapatkan
kebahagiaan. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia
dan akhirat dan selalu berharap bahwa “hari esok lebih baik dari pada hari ini
dan menjadikan masa lalu sebagai cermin untuk meraih masa depan yang lebih
baik”, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
HARAPAN TERAKHIR
Menurut Aristoteles, kehidupan ini berasal
dari generatio spontanea, artinya kehidupan itu terjadi dengan sendirinya.
Aristoteles pada zamannya belum sampai pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang
ada di bumi dan jagad raya ini berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Manusia memiliki kebutuhan jasmani, diperoleh
dengan mencukupi kebutuhan hidup yang bersifat kebendaan, sedangkan kebutuhan
rohaninya dicukupi dengan hal-hal yang sifatnya rohani, khususnya keagamaan.
Ada manusia yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan
duniawi sehingga manusia tersebut hanyalah memuaskan diri pada semua kenikmatan
jasmaninya. Ada pula manusia yang pandangan hidupnya justru sebaliknya. Agama
Islam mengajarkan manusia tidak hanya mengejar kebutuhan yang bersifat duniawi
saja, tetapi juga bersifat ukhrowi (kehidupan akhirat).
Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama
seseorang, maka semakin yakinlah mereka, bahwa semua manusia akhirnya akan
meninggal dan kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia yang serba gemerlap
akan ditinggalkan dan akan hidup di dalam akhirat yang abadi.
Bagi orang atheis dengan pandangan
matrealistis, mereka tidak percaya akan adanya Tuhan. Bagi mereka mati bukan
karena rohnya kembali kepada Tuhan, tetapi karena jantungnya berhenti
berdenyut. Sebaliknya, bagi yang percaya pada Tuhan, meyakini bahwa seseorang
yang meniggal akan kembali kepada asalnya, yaitu Tuhan.
Dengan pengetahuan dan pengertian agama
tentang kehidupan abadi setelah orang meninggal, manusia menjalankan ibadahnya.
Ia menjalankan perintah Tuhan melalui agama, dan menjauhi larangan-Nya. Manusia
menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk kecil yang tidak akan berdaya
terhadap kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkan
demi kehidupan abadi di akhirat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di
neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah
yang merupakan harapan terkhir manusia.
SUMBER:
DAFTAR PUSTAKA :
Mustofa,Ahmad.Drs.H.1999.Ilmu
Budaya Dasar.Bandung.Pustaka setia.
Widhagdo,Joko.2001.Ilmu
Budaya Dasar.Jakarta.Bumi Aksara.