Rabu, 16 November 2016

PRINT

PEMBUATAN APLIKASI TARI COKEK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI  AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID

LATAR BELAKANG
           
            Tari Cokek merupakan salah satu kesenian Indonesia yang berasal dari kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tarian tradisional ini biasanya dilakukan  pada upacara adat, upacara ritual, maupun untuk hiburan. Tarian ini merupakan identitas seni budaya masyarakat Betawi yang harus dilestarikan.
            Seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh era globalisasi menyebabkan masuknya nilai-nilai budaya asing yang berdampak pada  berkurangnya pengetahuan generasi muda. Hal ini mendorong penulis  yang juga merupakan salah satu generasi muda untuk membuat aplikasi tari Cokek, agar dapat ikut berperan dalam melestarikan salah satu warisan budaya nasional tersebut.
            Aplikasi tari Cokek ini dibuat dengan memanfaatkan sebuah teknologi yang dikenal sekarang ini, yaitu Augmented Reality. Teknologi ini merukapan salah satu bukti dari kemajuan IPTEK yang membuat masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan informasi dengan lebih interaktif. Augment Reality(AR) merupakan teknologi yang dapat menggabungkan objek virtual/maya dalam bentuk tiga dimensi ataupun dua dimensi dengan lingkungan nyata secara real-time atau secara sederhana AR merupakan penggabungan antara objek virtual dan objek nyata secara real-time. Penyajian aplikasi dengan memanfaatkan teknologi ini dapat mengemas aplikasi lebih interaktif dan menarik bagi para penggunanya.





TUJUAN PENULISAN
            Tujuan penulisan ini adalah membuat aplikasi tari Cokek menggunakan teknologi Augmented Reality berbasis android dan menjadi alternative pilihan dalam memperkenalkan sekaligus dapat mempelajari tari Cokek dengan lebih interaktif. Aplikasi tari Cokek ini juga dibuat untuk melestarikan salah satu kebudayaan tarian tradisional Indonesia.
















Nah, apakah yang dimaksud dengan augmented reality?

Menurut Augmented Reality Indonesia, augmented reality (realitas bertambah) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya (dua dimensi dan ataupun tiga dimensi) ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.

Sementara itu, Ronald T. Azuma dalam karya ilmiahnya yang berjudul A Survey of Augmented Reality (2007) menjelaskan bahwa augmented reality adalah teknologi yang menggabungkan obyek-obyek maya yang ada dan dihasilkan (generated) oleh komputer dengan benda-benda yang ada di dunia nyata sekitar kita, dan dalam waktu yang nyata. Pemahaman ini dikutip dari situs School of Computer Science Binus University.
Cara Kerja Augmented Reality
Pada umumnya, augmented reality dapat bekerja dengan baik melalui beberapa alat seperti:
1.      alat masukan (input device) dapat berupa kamera ponsel atau webcam;
2.      alat keluaran (output device) seperti monitor atau Head Mounted Display (HMD);
3.      alat pelacak (tracker) seperti GPS yang bertujuan agar benda maya tambahan berupa penanda (marker) yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif walaupun benda nyata yang menjadi induknya digeser-geser; dan
4.      komputer untuk menjalankan program augmented reality (AR) itu sendiri.
Augmented reality bekerja berdasarkan deteksi citra. Citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan, dalam arti mengenali dan menandai pola marker. Setelah itu, kamera akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan databaseyang dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah. Sebaliknya, bila sesuai, informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan obyek animasi 2D atau 3D yang telah dibuat sebelumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar