PEMBUATAN APLIKASI TARI COKEK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED
REALITY BERBASIS ANDROID
LATAR BELAKANG
Tari Cokek merupakan
salah satu kesenian Indonesia yang berasal dari kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Tarian tradisional ini biasanya dilakukan pada upacara adat, upacara ritual, maupun
untuk hiburan. Tarian ini merupakan identitas seni budaya masyarakat Betawi yang
harus dilestarikan.
Seiring dengan
perkembangan zaman, pengaruh era globalisasi menyebabkan masuknya nilai-nilai
budaya asing yang berdampak pada
berkurangnya pengetahuan generasi muda. Hal ini mendorong penulis yang juga merupakan salah satu generasi muda
untuk membuat aplikasi tari Cokek, agar dapat ikut berperan dalam melestarikan
salah satu warisan budaya nasional tersebut.
Aplikasi tari Cokek ini
dibuat dengan memanfaatkan sebuah teknologi yang dikenal sekarang ini, yaitu
Augmented Reality. Teknologi ini merukapan salah satu bukti dari kemajuan IPTEK
yang membuat masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan informasi dengan lebih
interaktif. Augment Reality(AR) merupakan teknologi yang dapat menggabungkan
objek virtual/maya dalam bentuk tiga dimensi ataupun dua dimensi dengan
lingkungan nyata secara real-time atau secara sederhana AR merupakan
penggabungan antara objek virtual dan objek nyata secara real-time. Penyajian
aplikasi dengan memanfaatkan teknologi ini dapat mengemas aplikasi lebih
interaktif dan menarik bagi para penggunanya.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini
adalah membuat aplikasi tari Cokek menggunakan teknologi Augmented Reality
berbasis android dan menjadi alternative pilihan dalam memperkenalkan sekaligus
dapat mempelajari tari Cokek dengan lebih interaktif. Aplikasi tari Cokek ini
juga dibuat untuk melestarikan salah satu kebudayaan tarian tradisional
Indonesia.
Nah, apakah yang dimaksud dengan augmented reality?
Menurut Augmented Reality Indonesia, augmented reality (realitas
bertambah) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya (dua dimensi dan
ataupun tiga dimensi) ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu
memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti
realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah
sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Sementara itu, Ronald T. Azuma dalam karya ilmiahnya yang berjudul A
Survey of Augmented Reality (2007) menjelaskan bahwa augmented reality adalah
teknologi yang menggabungkan obyek-obyek maya yang ada dan dihasilkan
(generated) oleh komputer dengan benda-benda yang ada di dunia nyata sekitar
kita, dan dalam waktu yang nyata. Pemahaman ini dikutip dari situs School of
Computer Science Binus University.
Cara Kerja Augmented Reality
Pada umumnya, augmented
reality dapat bekerja dengan baik melalui beberapa alat seperti:
1.
alat masukan (input
device) dapat berupa kamera ponsel atau webcam;
2.
alat keluaran (output
device) seperti monitor atau Head Mounted Display (HMD);
3.
alat pelacak (tracker)
seperti GPS yang bertujuan agar benda maya tambahan berupa penanda (marker)
yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif
walaupun benda nyata yang menjadi induknya digeser-geser; dan
4.
komputer untuk
menjalankan program augmented reality (AR) itu sendiri.
Augmented reality bekerja berdasarkan
deteksi citra. Citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya adalah
kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan, dalam arti
mengenali dan menandai pola marker. Setelah itu, kamera akan melakukan
perhitungan apakah marker sesuai dengan databaseyang dimiliki.
Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah. Sebaliknya, bila sesuai,
informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan
obyek animasi 2D atau 3D yang telah dibuat sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar